Siberia Tengah Perlu Produk Tekstil dan Alas Kaki dari Indonesia
By Admin
nusakini.com--Ketua Kadin Siberia Tengah, Rafael Shageev menyampaikan minatnya untuk mengimpor produk tekstil dan alas kaki dari Indonesia karena mutunya yang dianggap baik. Hal itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, di tengah-tengah pertemuan Krasnoyarsk Economic Forum (KEF) pekan lalu. Dubes menyambut baik keingingan tersebut dan berjanji akan menghubungkannya dengan pelaku usaha di Indonesia.
“Selama ini Indonesia telah mengekspor produk keramik dan furnitur ke Propinsi Krasnoyarsk, sementara Indonesia mengimpor produk aluminium dari wilayah tersebut. Total perdagangan mencapai sekitar US $ 12 juta” kata Wahid. Sementara Ketua Kadin Siberia Tengah menawarkan produk gandum mengingat sekitar 1 juta ton gandum dari propinsi tersebut setiap tahunnya tidak terserap di pasar lokal. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti hasil pertemuan ini dengan mengirim timnya ke KBRI Moskow dalam waktu dekat serta akan mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) tanggal 24-28 Oktober tahun ini.
Sementara itu dalam pertemuannya dengan Plt. Gubernur Krasnoyarsk, Alexander Uss, Dubes menyampaikan peluang kerjasama antara Propinsi Krasnoyarsk dengan Indonesia. Dubes mengatakan bahwa tahun 2017 lalu perdagangan Indonesia dan Rusia meningkat 25% menjadi US $ 3,27 milyar di tengah perekonomian dunia yang stagnan.
Namun angka ini kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada di kedua negara. Sifat dari perdagangan kedua negara adalah saling mengisi. Indonesia memerlukan potasium dan gandum dalam jumlah yang besar, sementara Rusia memerlukan minyak kelapa sawit, karet, kopi, coklat dan teh dari Indonesia. Plt. Gubernur Alexander menyatakan akan memenuhi undangan Dubes untuk hadir pada Festival Indonesia yang akan diselenggarakan di Krasnaya Presnya Park, Moskow tanggal 2-5 Agustus mendatang.
“Propinsi Krasnoyarsk menghasilkan 2,5 juta ton gandum setiap tahun dan hanya dikonsumsi 1,5 juta ton. Untuk itu Krasnoyarsk berkeinginan untuk mengekspor gandum ke Indonesia” kata Gubernur. Selain bidang ekonomi dan perdagangan, Gubernur Alexander menginginkan hubungan sosial budaya yang lebih dekat. Pihaknya berharap akan banyak mahasiswa Indonesia yang melanjutkan kuliah di perguruan tinggi di Krasnoyarsk dan suatu ketika ada Pekan Budaya Indonesia di kotanya.
Dubes Wahid juga berkesempatan mengunjungi salah satu pabrik aluminium terbesar di dunia, Rusal dan pusat pembangkit tenaga air yang mampu memproduksi sekitar 6,6 giga watt lsitrik. Rusal saat ini sedang melakukan negosiasi dengan PT Inalum dan Antam untuk melakukan investasi di bidang smelter di Kalimantan Barat. Di Rusal Wahid diterima oleh Direktur Keuangan Rusal Krasnoyarsk Alumunium Industry, Anderi Matveeva dan diajak meninjau langsung pabrik aluminium terbesar di Rusia tersebut.
Diakui kendala utama pembangunan smelter di Indonesia adalah terbatasnya tenaga listrik dan belum tersedianya pelabuhan laut yang memadai. Untuk itu Dubes Wahid akan menyampaikan hal tersebut ke instansi terkait di Indonesia.
Dubes Wahid juga menjadi salah seorang panelis dalam KEF. Dubes menyampaikan besarnya peluang kerjasama di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi antara kedua negara dan diharapkan dalam kunjungan Presiden Putin tahun ini akan ditandatangani perjanjian “Strategic Partnership”, suatu tingkat hubungan paling tinggi dan hanya ditandatangani oleh Kepala Negara. Wahid yakin momentum ini dapat menjadi peluang bagi upaya peningkatan hubungan kedua negara di segala bidang.
Dubes Wahid ditemani oleh Minister Counsellor Ekonomi Edi Suharto, Atase Perdagangan Faird Amir dan Direktur Eksekutif Russia Indonesia Business Council (RIBC) Maria Avdeeva. Propinsi Krasnoyarsk adalah salah satu propinsi yang kaya tambang di wilayah Siberia Tengah, sekitar 4 jam naik pesawat dari Moskow. Luas propinsi ini adalah 3,48 juta km2 atau sekitar 18 kali dari Pulau Jawa. (p/ab)